Senin, 22 Maret 2010

DOA SEBELUM DAN SESUDAH BELAJAR (2)

Tulisan ini lanjutan dari Doa Sebelum dan Sesudah belajar (1), diambil dari Kuliahnya pak Ustat (Prof) , Drs H. Umay M. Dja'far Shiddieq MA di masjid Babussalam rawamangun tanggal 13 mei 2009., semoga bermanfaat khusus bagi mu Adi Prayitno, dan sodaramu pada umumnya.

Ketika Rasululloh mengikuti bacaan yang dibacakan oleh Malaikat Jibril, Nabi tidak sabar sebelum selesai Jibril baca, sudah nyamber dulu, lalu ditegur oleh Alloh : “Latuharrika bihi lisanaka lita’ajala bihi” = “Jangan kamu gerakan lisanmu, nanti juga akan kami bacakan.”
Terus nabi berkata:” Takut keburu lupa.”
Lalu Alloh berfirman :” waqola robbidzidni ilma” = “Tuhanku tambahkanlah ilmu bagiku”

Jadi ini dikumpulkan oleh Pak Umay menjadi 3 permohonan terbuka ilmu.
Untuk menghayati Doa itu adalah :
“ Ya Alloh bukakanlah bagi kami akan hikmahMU, dan tebarkanlah atas kami dari khazanah rahmatMU, wahai Zat Yang Maha Kasih di atas segala yang pengasih.
Ya Alloh sinarilah hatiku dengan Nur hidayahMU, sebagaimana Engkau sinari bumi ini dengan cahaya matahariMU.
Ya Alloh tambahkanlah bagiku ilmu dan kurniailah aku pemahaman dan amal sholeh yang diterima (disisiMU)
Perkenankanlah doa kami, wahai ZAT Yang Mengabulkan doa para pemohon.

Hikmah itu adalah ilmu, baik yang hasil pencarian ataupun pemberian, sedangkan Khazanah itu gedung, Alloh memiliki gedung rahmat.

Sedangkan yang kedua Doa Keluarga Sakinah, ini punya sejarahnya :
Ketika Pak Umay Umrah di Masjidil Haram. Tiba-tiba ada orang Arab. Begitu beliau masuk pada salaman keliling terus duduk berkelilingan. Pak Umay sudah mengira, pasti ini ulama, terus Pak Umay nanya kepada yang duduk berkeliling, dan disebutkan nama Syeknya yaitu Sulaiman Al-Khinsi.
Kalau begitu Kebetulan, pak Umay pakai peci hitam, baju koko, kemudian Pak Umay nyamperin, salaman, lalu ditarik duduk disampingnya, nggak tahunya nanya dia, “Indonesia?”, ahlan jawab pak Umay. Terus ngobrol, dan beliau bertanya apa pekerjaan?, Pak Umay jawab saja:”Guru Ngaji,
Akhirnya ada kesempatan nanya pak Umay, kesulitan mendidik anak, baik anak kandung, maupun anak didik, ternyata kemudian beliau langsung ceramah diantara Magrib dan Isya, yang beliau sampaikan adalah : “Menyampaikan Kebenaran atau Berpindahnya kebenaran dari satu orang kepada orang lain melalui proses meniru, sementara berpindahnya keburukan pada orang lain adalah melalui proses melular.”
Karena kebaikan itu pindahnya melalui proses meniru, makanya harus ada role model itu (Figur) dan pak Umay yakin itu benar sekali.

- Pertama, karena kita kehilangan model. Ketika ngajar kita usahakan menyatukan kata dengan hati , lisan dengan perbuatan. Ini role model. Kalau apa yang diomongkan tidak sesuai dengan hatinya, tidak sesuai dengan faktanya, kita akan kehilangan model.

- Kedua, Rasululloh SAW mengapa berhasil mendidik itu. Dikatakan bahwa Alloh sendiri memujinya dalam Q.S.33 (Al Ahzab):21 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh, dan (kedatangan) hari kiamat, dan Dia banyak menyebut Alloh.

- Ketiga, mengajarkan kebaikan itu harus holistic (Syamil). Jadi harus ada dari hati berupa do’a, lisannya berupa kejujuran, kesholehannya berupa amal perbuatan. Jadi itu yang disebut holistic (Syamil) melingkupi seluruh persoalan.

Nah ketika ceramah, beliau menoleh ke Pak Umay, sudah berapa kali anda mendoakan murid anda ?, Sudah berapa kali mendoakan anak anda ?.
Ketika ditanya begitu, Masya Alloh sedikit sekali. Pernah mendoakan anak pada waktu mau ujian, itupun kalau mereka minta dido’akan. Pada anak-anak sendiri do’a juga penting, do’a pada anak-anak yang sering dibaca apa?

“ROBBANA HABLANA MIN ADZWAJINA WADZURRIIYATINA QURRATA A’AYUNIN WAAJALNA LILMUTTAQIINA IMAMAN.”
“Wahai Tuhan kami, anugerahilah kami pasangan dan keturunan yang menyenangkan hati, dan jadikanlah kami pimpinan orang-orang yang bertaqwa.”

Kalau terjemahan “ ALLOHUMMA BARIK LAMNA FII AULADINA WALAA TADURROHUM WAWAFIQHUM FI THO’ATIKA WARZUQNA BIRROHUM”. Kata WALA TADURROHUM jangan diterjemahkan “ Jangan Engkau Sengsarakan mereka”, itu salah terjemahannya, sebab Alloh tidak pernah menyengsarakan makluknya, kalau ada yang sengsara itu karena ulahnya sendiri.
Nah itu kita akan bacakan dulu wiridnya sebelum ngaji, diatasnya doa setelah belajar.
Doa ini kenang-kenangan manis dari dosen Pak Umay, kebetulan waktu kuliah di PTIQ ada dua Syekh, ada Syekh Said, dan ada Syek Abdul Qodir Abdul Azhim Ahmad.
Syekh Said itu nggak punya anak, ia bawa istrinya kesini, beliau sholeh sekali orangnya, hafalannya ngelotok 30 Juz, suranya bagus, terus ibadahnya kuat. Beliaulah yang membawa do’a ini ke Indonesia dengan lagunya dan sekarang do’a ini paling popular di Indonesia.
Pas Pak Umay naik tingkat dua, beliau dihajikan oleh PTIQ, wafat waktu haji, jadi istrinya nggak balik lagi ke Indonesia.
Terus dikirim lagi Syekh Abdul Qodir Abdul Azhim Ahmad, termasuk yang bawa pak Umay kemana-mana.
Kenang-kenangan dari beliau setiap pak Umay baca do’a ini kebayanglah beliau, orang Mesir Iskandariyah.

ALLOHUMMA ARHAMNI BILQURAN WAJ’ALHU LI IMAMA WANUURO WAHUDAN WAROHMATAN ALLOHUMMADZAKIRNII MINHU MANASIITU WA’ALLAMNII MINHU MAJAHILTU WARZUQNII LILAWATAHU ANAHA LAILI WAATHROFA NAHARI WAJ ALHU LI HUJJATAN YA ROBBAL ALAMIINA.
“Ya Alloh, sayangilah aku dengan Al-Quran, jadikanlah ia bagiku penuntun, cahaya prtunjuk dan rahmat. Ya Alloh , Ingatkanlah aku darinya apa yang aku lupa, ajarkanlah aku darinya apa yang belum aku ketahui, karuniailah aku dapat membacanya ditengah malam dan penghujung siang, dan jadikanlah ia sebagai pembela bagiku, wahai Tuhan Semesta Alam.”

Nah ada sebuah Masjid yang tidak perlu disebutkan namanya, baca dhamirnya diganti dengan NA (kami). Pak Umay tidak setuju dengan itu, karena dhamir NA (kami) itu kalau dibaca sendirian oleh Iman, dan makmumnya meng Amin kan, kalau dibaca masing-masing tetap Aku kan? Yang di teks aslinya pun demikian.
Tapi kalau ada yang baca NA (kami) salah nggak ? Jangan disalahinlah, Cuma karena disini doa masing-masing Allohumarhamnii saja, yang aminkan siapa ? ya sendiri-sendiri saja

Mulai hari ini kita biasakan membacanya di awal tak’lim dan di akhir tak’lim. Kalau di pesantren ada hadist yang mengajarkan guru atau santri kalau mau belajar baca doanya dengan ikhlas.

ALLOHUMMA INNI ASHALUKA BIHAQQOSSAHILIINA ILAIKA WABIHAQQO MIN SYAIHA HADZA ILAIKA WAINNA LAM AKHRUJ SYAQO WALA BATHARON WALA RIYAHAN WALA SUM’ATAN BAL KHAROJTU ISTIQOHA SUKHTHIKA WABTIGHOHA MARDHOTIKA.
“Ya Alloh, aku mohon dengan hal semua orang yang memohon padaMU, dengan benarnya pelajaranku ini ketempat belajar mengajar (bagi guru).
Ya Alloh aku tidak keluar dari rumah ini menuju tempat ini untuk berbuat kejahatan, untuk berbuat riya dan sombong. Aku keluar dari tempat ini semata-mata menghindarkan murkaMU dan mencari ridhoMU

Jadi setiap langkah itu sudah diajarkan, karena ini ajaran Rasul, buat yg mengajar, diteruskan :
ALLAHUMMA TSABBAT JANANII WAADIROLHAQQO ALA LISANII
“Ya Alloh mantapkan hatiku dan alirkan kebenaran lewan lisanku.”

Jadi Nabi benar-benar mengajar karena Alloh, diajarkan kepada kita supaya tidak ada riya. Supaya kita itu nanti dalam mengajar pun semata karana Alloh tidak Riya.

Semoga Bermanfaat

Kamis, 18 Maret 2010

DOA SEBELUM DAN SESUDAH BELAJAR (1)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Tulisan ini merupakan materi kuliah Pak Ustat (Prof) Drs.H. Umay M. Dja’far Shieddieq MA
pada hari Rabu, 13 Mei 2009 , sengaja dimasukan ke dalam blog ini agar dapat dinikmati oleh saudara-saudara.

“Syukur kepada MU, ENGKAU telah menggerakkan hati hambaMU Munfiqin-Munfiqot membantu jihad kami dijalanMU. Balaslah kebaikan mereka dengan berlipat ganda, balas pula dosa dan salah mereka dengan ampunan, kemampuan mereka menanggalkan kekikiran, kepelitan dan kecintaan dunia berlebihan Engkau balas dengan keberkahan. Apa yang mereka infaqkan Engkau ganti di dunia dan Engkau lipat gandakan sebagaimana janjiMU 700 kali lipat masa guna dan 700 kali lipat daya guna. Ya Alloh jadikanlah jiwa-jiwa mereka mutma’innah, keluarga mereka sakinah, keturunan mereka sholeh dan sholehah, rizki mereka melimpah halal dan berkah. Sepanjang hidup mereka Engkau bombing dengan taufiq hidayah dan wafat mereka khusnul Khatimah. Jika Iman dan Amal mereka belum memadai, ampunanMU yang mencukupi.”

Pak Ustat berkata:” Saya berpikir bahwa ngaji kita ini harus dimulai dengan do’a. Kenapa Do’a? Mohon diinsafi oleh kita semua, bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu memberikan hidayah kepada orang lain, bahkan Rasululloh Saw, Beliau itu menangis ketika menghadapi pamannya sakaratul maut, di suruh syahadat ternyata pamannya menggelengkan kepala. Ketika itu turun teguran Alloh dalam Q.S.28:56 :

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat member petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh member petunjuk kepada orang yang dikehendaki Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”

Rasululloh saja tidak nbisa membantu, apalagi kita, termasuk pak Umay itu takut kalau ada orang yang bilang: “ Pak Umay Alhamdulillah kelurga kami itu bisa Insyaf gara-gara ngaji dengan Bapak.”
Kenapa takut ? Pak Umay itu tidak lebih dari sekedar apalah ? manusia biasa. Sebab untuk menyampaikan tugas yang memberikan hidayah itu Alloh. Hak prerogative Alloh, tidak ada hak guru untuk berbangga karena muridnya pintar, dan agamanya sholeh.
Karena itu dalam kitab-kitab Salaf itu Kitab Kuning, itu mendahulukan doa sebelum mengaji. Disini pernah diterangkan oleh pak Umay QS 35 (Al-Fathir):32-33

QS.35:32 :”Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan ijin Alloh, yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

QS.35:33 :” bagi mereka syurga ‘And, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.”

Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya dari pada kebaikannya. Pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan.

Kita ini dipilih oleh Alloh diantara hamba-hambaNYA, Alloh lahirkan semua manusia berakal, ada yang beriman, dan ada yang kafir. Dari yang beriman, Alloh pilih lagi ada yang mengamalkan imannya ada yang tidak mengamalkan, yang beramal ada yang ikhlas ada yang tidak. Jadi dipilih menjadi hamba-hamba pilihan Alloh, maka atas dasar ini pak Umay tuliskan dioa tersebut di atas.

Ini ada jama’ah yang ikut nyumbang untuk pembanguan dan menyantuni anak asuh pesantren DARUL AMAL. Ini jangan-jangan berinfaqnya karena mendengar Do’a tersebut di atas. Ya memang ada juga yang begitu. Jadi ada rombongan pengajian ke pesantren, ada pertemuan orang tua asuh dipertemukan dengan anak asuhnya.

Anak-anak itu ketika ditanya siapa orang tua asuh kamu ? disebut Ibu Nia Rahmiyati.
Berapa lama kamu sudah disantuni ? 4 tahun saya disantuni.
Coba apa yang pernah kamu lakukan selama ini ? Mendoakan.
Tahu belum orangnya ? Belum tahu.
Ini dia orangnya Ibu Nia.
Coba sekarang baca doa yang kamu doakan untuk orang tua asuh kamu.
Dengan Doa di atas tadi, Ibu Nia itu menangis, terus dia bilang, “Pak Umay nambah lagi ya pak untuk 3 orang.”
Jadi memang benar kata Al-Quran, jadi orang yang berinfaq itu di doakan, sebab doa kamu itu membuat hati mereka tentram.
Dimata pak Umay orang yang berinfaq itu orang yang menang perang, karena setiap manusia itu pada dasarnya pelit dan kikir, begitu mengeluarkan sedekah, hebat sekali dia.

DOA MOHON TERBUKA ILMU SEBELUM BELAJAR

“ Ya Alloh berikanlah bagi kami akan hikmahMU, dan tebarkanlah atas kami dari khazanah rahmatMU, wahai ZAT Yang Maha Kasih di atas segala yang Pengasih. Ya Alloh sinarilah hatiku dengan nur hidayahMU, sebagaimana Engkau sinari bumi ini dengan cahaya matahariMU. Ya Tuhanku tambahkanlah bagiku ilmu dan karuniailah aku pemahaman dan amal sholeh yang diterima disisiMU. Perkenankanlah doa kami wahai ZAT Yang Maha Mengabulkan doa para pemohon.”

Doa tersebut dari Ulama, ad hadistnya tapi tidak seperti ini hadistnya, yang kedua juga dari hadist, dan yang terakhir dari Al-Quran.

DOA KELUARGA SAKINAH

“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak keturunanku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, wahai Tuhan kami, terimalah doa kami.
Wahai Tuhan kami, ampunilah aku dan ibu bapakku dan sekalian orang mukmin di saat perhitungan amal.
Wahai Tuhan kami, anugerahilah kami pasangan dan keturunan yang menyenangkan hati, dan jadikanlah kami pimpinan orang-orang yang bertakwa.
Ya Tuhanku, bimbinglah aku agar dapat mensyukuri nikmatMu untukku dan nikmatMu untuk Ibu Bapakku, dan agar aku dapat beramal sholeh yang Engkau Ridhoi, dan berikan kami kebaikan ditengah-tengah anak keturunanku, sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu, dan aku adalah orang-orang yang berserah diri.
Wahai Tuhan kami!, Berkahilah kami pada anak-anak kami, dan jangan Engkau biarkan mereka sengsara, berikanlah taufiq kepada mereka dalam taat kepadaMu, dan berilah kami kebajikan (bhakti) mereka.”

DOA SELESAI BELAJAR.

“Ya Alloh, sayangilah aku dengan Al-Quran, jadikanlah ia bagiku penuntun, cahaya petunjuk, dan rahmat. Ya Alloh, ingatkanlah aku darinya apa yang aku lupa, ajarkanlah aku darinya apa yang belum aku ketahui, karuniailah aku dapat membacanya di tengah malam dan penghujung siang, dan jadikanlah ia sebagai pembela bagiku wahai Alloh Tuhan Semesta Alam.”

Amin……Amin…..Amin….Ya Robbal alamin.