Bismilahirohmanirohim
Marhaban Ya Ramadhan
Bersihkan Hati Bersihkan Diri
Mohon Maaf Lahir Batin.
Sejak kecil kami dibiasakan membaca AlQuran, ya membaca AlQuran walaupun hanya satu dua ayat dalam satu hari. Kalimat ini bukannya nasehat para ustat yang telah mengajarku dengan ceramah-ceramahnya, tetapi praktekku dalam seharian, sehingga terasa selama bertahun-tahun tidak pernah katam membaca AlQuran.
Di samping melaksanakan puasa senin-kamis, kegiatan di atas tetap kulakukan sampai memasuki fase Remaja. Saat itu aku berpikir kapan bisa katam Alquran seperti orang lain kalau membacanya cuma satu-dua ayat perhari, aku sangat iri saat itu bila melihat orang lain sejak kecil sudah bisa membaca dan mengkatamkan Alquran. Kuputuskan untuk menambah jumlah ayat per hari, tetapi tetap saja belum bisa mengkatamkan Alquran. Mungkin Ayat-ayat Alquran masih sebagai bacaan selinganku diantara begitu banyaknya kegiatan hidup.
Menjelang dewasa, aku semangkin kuatir dengan masa depanku. Yang aku kuatirkan bukannya masa depanku hidup didunia, tetapi kuatir akan kehidupanku 1000 tahun lagi yaitu di Akhirat kelak. Ketakutanku sampai terbawa mimpi, hingga terbangun dalam keadaan menangis. Ibu yang selalu memperhatikan anak-anaknya, setelah mendengar cerita tentang mimpi dan ketakutanku, menyarankan agar aku harus banyak sholat dan berdoa kepada Alloh, serta jadikan Alquran sebagai sahabat dekat yang tetap harus ada di dalam hati kita.
Saat Tarawih Ramadhan di Masjid Istiqlal beberapa belas tahun lalu, disarankan kepada yang memiliki kelebihan dana untuk menyumbangkan Alquran sebagai bacaan tadarus orang-orang yang itikaf di masjid. Saat itu terhentak hati ku untuk menyumbangkan beberapa puluh Alquran atas nama Ayah sebagai pimpinan keluarga, agar orang-orang yang itikaf mudah mendapatkan Alquran.
Sejak saat itu saya berpikir mereka yang datang dari jauh masih sempat itikaf di mesjid dan mengkatamkan AlQuran.
Kenapa saya tidak ………………… ?
Sejak saat itu pula aku mulai membaca AlQuran sedikit demi sedikit, dan Alhamdullillah menjelang Takbiran aku bisa mengkatamkan Alquran.
Saya merenung, mungkinkan ini manfaatnya menyumbang AlQuran untuk memudahkan orang lain membacanya, hingga Alloh memudahkan pula aku untuk membacanya.
Himbauan Mesjid Istiqlal saat itu, sampai saat kini tetap saya lestarikan, yaitu menyumbangkan beberapa puluh Alquran di awal Ramadhan a.n Almarhum Ayah sebagai kepala keluarga, dan Alhamdullillah kemudahan-kemudahan itu selalu hadir. Dari orang yang dahulu tidak pernah bisa mengkatamkan Alquran, menjadi orang yang bisa katam dalam sebulan Ramadhan, dan sudah 4 tahun ini dapat mengkatamkan Alquran di hari ke 15 Ramadhan . Dan sekarang di Ramadhan hari kedua ini, alhamdulllillah masih diberi kemudahan untuk membaca AlQuran sampai juz ke 5. Benar kata Ustat Mansyur : “Kalau kita memberi untuk orang lain, pasti manfaatnya datang untuk diri kita sendiri.”
Sudahkah kita semua memulai menginfaqkan AlQuran ke mesjid-mesjid ? atau Sudahkan kita mulai tadarus AlQuran di bulan Ramadhan ini ? atau sudahkah kita menghayati dan mengamalkan isi AlQuran di bulan Ramadhan ini ?
Banyak rekan-rekan yang mengatakan untuk apa tadarusan Alquran, yang penting mengamalkannya kan ? - Benar sekali yang penting mengamalkannya, tetapi apakah amalan kita sudah sesuai dengan Alquran, jika tidak pernah membaca, mengulang-ulang bacaannya dan menghayatinya. Semoga kita diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah Ramadhan, dan Ramadhan kita tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu.
Sekali lagi
Marhaban Ya Ramadhan
Bersihkan Hati Bersihkan Diri
Mohon Maaf Lahir Bathin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Adi Prayitno http://adi-prayitno.blogspot.com/
Pemilik Ar-Rahman Distro, The Elegance Muslim Fashion.
Distributor Pakaian Muslim Excellent 64 http://excellent64.blogspot.com/ ,Keisha-shasha http://keisha-shasha.blogspot.com/, SefaCollection http://sefacollection.blogspot.com/ .
Madu Mutiara Tugu Ibu, Sabun Madu, Shampo Madu , Cream Madu Mutiara.http://madu-mutiaratuguibu.blogspot.com/
Marhaban Ya Ramadhan
Bersihkan Hati Bersihkan Diri
Mohon Maaf Lahir Batin.
Sejak kecil kami dibiasakan membaca AlQuran, ya membaca AlQuran walaupun hanya satu dua ayat dalam satu hari. Kalimat ini bukannya nasehat para ustat yang telah mengajarku dengan ceramah-ceramahnya, tetapi praktekku dalam seharian, sehingga terasa selama bertahun-tahun tidak pernah katam membaca AlQuran.
Di samping melaksanakan puasa senin-kamis, kegiatan di atas tetap kulakukan sampai memasuki fase Remaja. Saat itu aku berpikir kapan bisa katam Alquran seperti orang lain kalau membacanya cuma satu-dua ayat perhari, aku sangat iri saat itu bila melihat orang lain sejak kecil sudah bisa membaca dan mengkatamkan Alquran. Kuputuskan untuk menambah jumlah ayat per hari, tetapi tetap saja belum bisa mengkatamkan Alquran. Mungkin Ayat-ayat Alquran masih sebagai bacaan selinganku diantara begitu banyaknya kegiatan hidup.
Menjelang dewasa, aku semangkin kuatir dengan masa depanku. Yang aku kuatirkan bukannya masa depanku hidup didunia, tetapi kuatir akan kehidupanku 1000 tahun lagi yaitu di Akhirat kelak. Ketakutanku sampai terbawa mimpi, hingga terbangun dalam keadaan menangis. Ibu yang selalu memperhatikan anak-anaknya, setelah mendengar cerita tentang mimpi dan ketakutanku, menyarankan agar aku harus banyak sholat dan berdoa kepada Alloh, serta jadikan Alquran sebagai sahabat dekat yang tetap harus ada di dalam hati kita.
Saat Tarawih Ramadhan di Masjid Istiqlal beberapa belas tahun lalu, disarankan kepada yang memiliki kelebihan dana untuk menyumbangkan Alquran sebagai bacaan tadarus orang-orang yang itikaf di masjid. Saat itu terhentak hati ku untuk menyumbangkan beberapa puluh Alquran atas nama Ayah sebagai pimpinan keluarga, agar orang-orang yang itikaf mudah mendapatkan Alquran.
Sejak saat itu saya berpikir mereka yang datang dari jauh masih sempat itikaf di mesjid dan mengkatamkan AlQuran.
Kenapa saya tidak ………………… ?
Sejak saat itu pula aku mulai membaca AlQuran sedikit demi sedikit, dan Alhamdullillah menjelang Takbiran aku bisa mengkatamkan Alquran.
Saya merenung, mungkinkan ini manfaatnya menyumbang AlQuran untuk memudahkan orang lain membacanya, hingga Alloh memudahkan pula aku untuk membacanya.
Himbauan Mesjid Istiqlal saat itu, sampai saat kini tetap saya lestarikan, yaitu menyumbangkan beberapa puluh Alquran di awal Ramadhan a.n Almarhum Ayah sebagai kepala keluarga, dan Alhamdullillah kemudahan-kemudahan itu selalu hadir. Dari orang yang dahulu tidak pernah bisa mengkatamkan Alquran, menjadi orang yang bisa katam dalam sebulan Ramadhan, dan sudah 4 tahun ini dapat mengkatamkan Alquran di hari ke 15 Ramadhan . Dan sekarang di Ramadhan hari kedua ini, alhamdulllillah masih diberi kemudahan untuk membaca AlQuran sampai juz ke 5. Benar kata Ustat Mansyur : “Kalau kita memberi untuk orang lain, pasti manfaatnya datang untuk diri kita sendiri.”
Sudahkah kita semua memulai menginfaqkan AlQuran ke mesjid-mesjid ? atau Sudahkan kita mulai tadarus AlQuran di bulan Ramadhan ini ? atau sudahkah kita menghayati dan mengamalkan isi AlQuran di bulan Ramadhan ini ?
Banyak rekan-rekan yang mengatakan untuk apa tadarusan Alquran, yang penting mengamalkannya kan ? - Benar sekali yang penting mengamalkannya, tetapi apakah amalan kita sudah sesuai dengan Alquran, jika tidak pernah membaca, mengulang-ulang bacaannya dan menghayatinya. Semoga kita diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah Ramadhan, dan Ramadhan kita tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu.
Sekali lagi
Marhaban Ya Ramadhan
Bersihkan Hati Bersihkan Diri
Mohon Maaf Lahir Bathin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Adi Prayitno http://adi-prayitno.blogspot.com/
Pemilik Ar-Rahman Distro, The Elegance Muslim Fashion.
Distributor Pakaian Muslim Excellent 64 http://excellent64.blogspot.com/ ,Keisha-shasha http://keisha-shasha.blogspot.com/, SefaCollection http://sefacollection.blogspot.com/ .
Madu Mutiara Tugu Ibu, Sabun Madu, Shampo Madu , Cream Madu Mutiara.http://madu-mutiaratuguibu.blogspot.com/
Telp. 08159365700, 021-86604009, 021-91264048, 021-92416
Tidak ada komentar:
Posting Komentar