Awal Puasa Ramadhan tanggal 13 September 2007, saya berpesan pada teman kantor (Mas Sofian Firdaus Namanya) untuk mengantarkan Alquran dan sholat zhuhur di Masjid Istiqlal pada hari Senin tanggal 17 September 2007. Berhubung kegiatan penuh, sehingga niat baik tersebut baru dapat terealisasi pada hari Kamis 20 September 2007.
Pagi-pagi saya konfermasi lagi ke Mas Sofian, nanti bisakan sholat zhuhur di Istiqlal ? konfirmasi ini saya lakukan, karena biasanya di bulan Ramadhan jam istirahat dimanfaatkan untuk tidur siang olehnya. “Bisa Pak, Bapak bisa juga kan hari ini ?” tanyanya balik.
Jam 11.30 WIB, kami berangkat ke Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal sekarang berpenampilan beda, luarnya terlihat lebih rapi, bersih, dan tidak terlihat adanya pengemis yang berjejer disepanjang jalan menuju Mesjid, beda sekali dengan tahun lalu atau beberapa tahun lalu dimana Mesjid Istiqlal dikelilingi oleh Para Pengemis mulai dari pintu masuk parkir, halaman parkir, trotoar menuju Masjid, tempat wudhu, bahkan di dalam mesjid mereka beroperasi. Interior Istiqlal pun berubah, sekarang lantainya menjadi lebih bersih, karpetnya di perbarui, dan Full AC, sehingga kita terasa lebih nyaman untuk sholat walaupun berada di Sap (barisan) pertama, beda dengan tahun lalu yang masih menggunakan kipas angin besar yang hembusan anginnya membuat pusing kepala bila sholat di barisan pertama atau kedua.
Setelah berwudhu, langkah demi langkah kami tapaki tangga lantai Masjid Istiqlal menuju Auditorium Mesjid. Dengan percaya diri kami buka kardus pembungkus Alquran, mengeluarkan isinya, dan meletakannya pada rak-rak yang telah ada. Saat kami akan meletakan Alquran terakhir, kami dipanggil dengan agak keras oleh seseorang, entah siapa, mungkin salah satu pengurus Masjid. Beliau berkata dengan keras :” Itu Apa?, dari mana?” nadanya menyatakan ketidaksukaan atas apa yang kami lakukan. Sayapun menjelaskan dengan lembut : “Itu beberapa Alquran dari keluarga kami sebagai bahan bacaan orang-orang yang itiqaf di Masjid ini.” Masih dengan nada keras dia berkata :”Semestinya tidak boleh begitu saja meletakkan Alquran di Mesjid ini, mesjid inikan Mesjid Nasional dan ada pengurusnya, serahkan ke pengurus. Kalau diletakan begitu saja nanti hilang.” Dalam hatiku berkata:” Alhamdulillah, jika hilang berarti ada yang memanfaatkan Alquran itu sebagai bahan bacaan, memang itu tujuan kami.” Tapi kemudian kami katakan:”Pak ini sudah Adzan Zhuhur, boleh saya sholat dulu, nanti setelah sholat baru saya sampaikan ke pengurus Masjid.”
Selesai Azhan Zhuhur, kami sholat sunnah 2 rakaat, dilanjutkan dengan sholat Zhuhur berjamaah. Bakda Zhuhur kami manfaatkan dengan sholat sunnah 2 rakaat lagi dan mendengarkan ceramah Kuliah Tujuh Menit (Kultum), yang isinya bahwa: semua orang muslim harus kaya, sukses dan selamat, untuk itu setiap muslim harus berdoa kepada Alloh agar diberikan kebahagiaan di Dunia, kebahagiaan di Akhirat, dan terbebas dari siksa api neraka. Kebahagiaan di Dunia dapat kita cari dengan tekun belajar, tekun bekerja, dan terus berdoa. Kebahagiaan di Akhirat merupakan buah dari perilaku dan ibadah kita di dunia. Alloh telah menjanjikan kebahagian akhirat berupa surga bagi semua muslim, namun tidak semua muslim langsung masuk surga, tetapi ada yang disiksa terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan akhir muslim yaitu surga. Untuk itu sering-seringlah berdoa agar diberi kebahagiaan dunia, kebahagiaan akhirat, dan dibebaskan dari siksa neraka. Ceramah pak ustat tidak membosankan karena ceramahnya diisi dengan contoh perilaku nabi /sahabat dan perilaku kita seharian yang membuat pendengar merasa terhibur.
Tidak terasa ceramah sudah memakan waktu 1 jam, saya lihat ada beberapa sekuriti yang menanyai beberapa orang, dijawab dengan gelengan kepala, lalu sekuriti pergi, dan bertanya lagi ke orang lain. Saya berbisik ke Mas Sofian : “ Sofian, tolong Alqurannya dibereskan lagi, dan tunggu saya di mobil”. Sepuluh menit setelah Mas Sofian pergi, saya bangun. Baru beberapa langkah saya berjalan Mas Sofian dan 2 orang sekuriti menjegatku, dan mengatakan:”Alqurannya tidak perlu dilaporkan lagi ke pengurus masjid, sudah diterima, dan tidak apa diletakkan saja di rak.” Orang yang bersuara keras pun datang menghampiri kami, dan sekarang dengan lembut menyatakan rasa terimakasih atas kiriman Alqurannya, memang Alquran di Masjid Istiqlal banyak yang hilang. Tetapi tidak apa, kita yakin Alquran itu pasti dibaca oleh orang-orang yang mengambilnya.
Dugaanku benar, orang yang awalnya berkata keras dan akhirnya lembut itu adalah salah satu pengurus masjid. Dia menyatakan bahwa tantangan baru Masjid Istiqlal adalah memberi makan 2.000 Orang untuk berbuka dan sahur (hitunganku : 2.000 bungkus x Rp.10.000,- x2 = minimal 40.000.000/hari), dan quota itu tidak pernah tercapai karena keterbatasan dana. Saya katakan tantangan itu bukan hanya tantangan pengurus, tetapi tantangan bagi kita semua, semoga kedepan perekonomian kita akan lebih baik dan makin banyak orang yang hatinya dekat ke Masjid untuk memakmurkan mesjid.
Beranikah Milyoner dan calon Milyoner menerima tantangan ini ?
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Adi Prayitno http://adi-prayitno.blogspot.com/
Pemilik Ar-Rahman Distro, The Elegance Muslim Fashion.
Distributor Pakaian Muslim Excellent 64 http://excellent64.blogspot.com/ ,Keisha-shasha http://keisha-shasha.blogspot.com/, SefaCollection http://sefacollection.blogspot.com/ .
Madu Mutiara Tugu Ibu, Sabun Madu, Shampo Madu , Cream Madu Mutiara.http://madu-mutiaratuguibu.blogspot.com/
Telp. 08159365700, 021-86604009, 021-91264048, 021-92416
Rabu, 26 September 2007
Indahnya Ramadhanku (2) Di Masjid Istiqlal
Label:
religion
Diposting oleh Adi Prayitno di 14.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar