Minggu kemarin sahabat yang bekerja di PNS salah satu Departemen curhat, katanya hidupnya sekarang sudah tentram diperbantukan di LSM dengan gaji yang lebih dari cukup.
Katanya:” Kamu kan tahu, saya orangnya nggak suka makan uang suap seperti yang banyak dilakukan oleh PNS, makanya bersyukur banget bisa kerja di LSM, mudah-mudahan tidak ditarik kembali ke PNS.”
Lanjutnya:” Tapi dengan kelimpahan uang macam sekarang kok, hati masih gelisah ya. Sepertinya perlu konsul ke Psikiater neh jadinya. Apakah mungkin kurang bersyukur ya ?, atau kurang banyak bersedekah dan infaq ya? Cuma sedikit kali. Atau kurang melaksanakan perintah NYA ya?”.
Sebagai sahabat, saya nasehatkan agar disaat lapang ini, jangan lupa kita terus bersyukur atas pemberian rejekiNYA. Mensyukurinya dengan memberikan sebagian rejeki buat fakir miskin, karena diantara rejeki kita ada hak orang miskin. Sebisa mungkin disaat lapang ini, kita mampaatkan rejeki untuk berinvestasi di bidang apapun yang menguntungkan, dan sebaik-baik investasi adalah investasi di jalan Alloh.
Tulisan ini khusus untuk sahabat yang sedang gelisah, yang diperoleh dari kuliahnya Prof. Umay M.Djafar Shiedieq.
Banyak orang yang suka memberikan sedekah dan infaq, tapi diikuti dengan kata-kata “Maaf sedikit”, sebenarnya ini tidak boleh kita ungkapkan, kita tidak boleh mengucapkan kata sedikit dalam kebaikan, seperti firman Alloh QS.99(Al.Zilzalah:7-8).
7. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat Dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasannya)
8. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar Dzarrahpun niscaya Dia akan melihat (blasannya) pula.
Jangankan Rp.1000 or Rp.2.000,-, sebesar atom pun pasti akan dilihat nanti dan akan dibesarkan oleh Alloh. (Jadi jangan mengecilkan yang kecil-kecil).
Alloh melihat kebaikan Sedekah dan Infaq itu dari 9 aspek :
1. Berdasar Kadar Keimanannya. Maksudnya, keimanan seseorang tidak sama dalamnya, dangkalnya, tipisnya. Iman seseorang bisa bertambah dan berkurang . Semakin dalam kadar keimanan seseorang, maka makin besar pahalanya.
2. Berdasar Niat atau kemantapan hati. Infaq yang niat berdasarkan kata hati lillahitaallah pahalanya lebih besar dibandingkan ikut ajakan sahabatnya.
3. Berdasarkan kuantitas. Seperti orang yang sholat tahajut 8 rakaat pahalanya lebih besar dari pada 4 rakaat, maka yang berinfaq besar pahalanya juga lebih besar.
4. Berdasarkan prosentase jumlah pemilikan. Orang yang berinfaq Rp.10ribu dari 100ribu uangnya, pahalanya lebih besar dari berinfaq Rp.10ribu dgn jumlah uang Rp.1juta.
5. Berdasarkan Daya Guna. Berinfaq ke Masjid Rp.1 juta yang dimanfaatkan 500 jamaah, pahalanya lebih besar dari menyumbang Rp.1juta yang dimanfaatkan 50 jamaah.
6. Berdasarkan Masa Guna. Berinfaq lampu bohlam ternyata bermanfaat 6 bulan, pahalanya tetap mengalir 6 bulan lebih besar dari pada menyumbang lampu yang manfaatnya Cuma 6 hari.
7. Kadar Kecintaan. Q.S.3 (Ali Imran):92 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Alloh mengetahui.
8. Berdasarkan Kadar Keikhlasan, ini sangat penting, begitu riya hilang semua pahalanya.
9. Berdasarkan kadar Kesulitan. Berinfaq dgn mengunjungi fakir miskin lebih besar pahalanya dari pada menyumbang ke tromol masjid, walau tujuannya sama.
Sahabat terus berkata:”kalau begitu kita lebih baik langsung memberikan infaq kita kepada fakir miskin dong.?”
Menurut Ulama, sebaiknya demikian. Seyogyanya seorang yang berinfaq memperhatikan kadar kesholehan, kesabaran dan ketaatan (khususnya sholat 5 waktu) penerimanya, misalnya ada 2 orang mahrum (cacat permanen), yang satu sholeh dan rajin sholat, sedangkan yang satunya tidak sholat, maka pilihlah berinfaq ke mahrum sholeh dan rajin sholat, karena Alloh menjamin orang yang rajin sholat tidak akan mati kelaparan.
Jadi sahabat, disaat lapang ini bertransaksilah, berniagalah sebelum kesempitan datang.
Sesuai Hadis Qudsi Alloh berkata : Wahai anak cucu Adam, perhatikanlah AKU, berniagalah denganKU, bertransaksilah denganKU, dan ambil untunglah sebanyak-banyaknya. AKU memiliki apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati. KekayaanKU tidak akan pernah habis dan berkurang. Sesungguhnya AKU Maha Pemberi lagi Mulia.
Senin, 08 Februari 2010
Berniagalah dan Bertransaksilah Sahabat di saat Lapangmu kini
Label:
motivasi,
Pengalaman hidup,
religion
Diposting oleh Adi Prayitno di 09.41
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar