Cerita ini sebenarnya sudah usang , sangat usang, sejak penulis masih Sekolah Dasar sudah membaca di Mass Media bahwa dengan adanya panen raya harga gabah petani jatuh . Cerita ini terus saja berulang dan terdengar ditelinga bahwa kebutuhan pokok masyarakat Indonesia harganya jatuh, dan tetap petani menderita di Musim panen Raya. Pada hal petani sudah sangat bekerja keras untuk meningkatkan produksi padi hingga Indonesia mencapai predikat swasembada beras. Memang sesuai ilmu dasar ekonomi dengan peningkatnya supply dengan asumsi demand tetap, maka harga komoditi akan jatuh. Keadaan ini harus dihindarkan untuk memakmurkan para pahlawan pertanian tersebut.
Dengan adanya peningkatan produksi di tahun 2008, hingga direncanakan tahun 2009 akan melaksanakan ekspor beras perdana sudah banyak dimanfaatkan oleh beberapa partai politik untuk mempromosikan keberhasilannya. Ada yang menyatakan keberhasilan tersebut karena Presidennya siapa dulu, arsitek wakil presiden siapa dulu, dan menteri Pertaniannya siapa dulu. Padahal sekali lagi keberhasilan ini karena kerja keras pahlawan pertanian kita yaitu petani.
Bersorak sorainya pemerintah dan partai politik terhadap keberhasilan swasembada pangan, tidak dirasakan oleh petani, karena harga gabah kering panen di lapangan sudah merosot tajam, bahkan berdasarkan info ada yang dihargai Rp. 1.900/kg, padahal pemerintah telah mematok harga pembelian pemerintah Rp.2.400/kg.
Sebaiknya Menteri Pertanian dan Bulog cepat turun tangan, jangan sampai harga beras pertanian terus menerus turun tajam. Karena kedua institusi ini memegang peranan penting bagi kemakmuran petani. Usahakan Bulog dengan Timnya terus turun ke lapangan untuk membeli langsung gabah petani, jangan hanya mengutamakan membeli beras dari mitra bisnisnya. Amanat ini sudah tertuang dalam Inpres no.8/2008 tentang perberasan, dan Permentan no.8/2009 tentang pedoman harga Pembelian gabah diluar kualitas.
Sekali lagi himbauan kepada pemerintah, secepatnya atasi masalah jatuhnya harga gabah di musim panen raya ini. Jika alasan kualitas menjadi kendala, ini sangat memalukan. Mengapa pemerintah Negara tetangga kita se Asean bisa meningkatkan kuantitas dan Kualitas pertaniannya, sedangkan Negara kita masih saja berkelit dengan masalah klasik tidak ada dana. Pemerintah, please bantulah mereka dengan mendirikan fasilitas mesin pengeringan (dryer) gabah di sentra-sentra produksi padi.
Oh ya untuk partai-partai politik yang telah berbusa-busa mengiklankan partainya di TV, Radio, Mass Media, kami menghimbau lebih baik perjuangan kalian semua ditujukan dengan program nyata di lapangan, dengan membantu para petani meningkatkan taraf hidupnya. Justru program nyata ini akan terus dikenang oleh masyarakat sepanjang masa dibandingkan dengan iklan yang sering dicibirkan oleh masyarakat tanpa bukti nyata di lapangan.
Mulai sekarang, mari kita hormati pahlawan pertanian kita, dengan menghargai secara wajar hasil kerja kerasnya. Terimakasih.
Senin, 23 Maret 2009
Pemerintah, Oh penguasa hindari rontoknya harga gabah petani disaat semua harga meningkat tajam.
Label:
Rintihan hati
Diposting oleh Adi Prayitno di 13.12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar