Tulisan menarik neh Adi, semoga dapat bermanfaat bagi saudara2 sekalian agar membiasakan diri tersenyum di hadapan orang lain.
Sejatinya senyum adalah jendela hati.
Dari senyuman kita bisa mengetahui suasana dan isi hati seseorang. Senyuman yang terkembang berarti juga sebuah sinyal bagi orang lain untuk diterima kehadirannya dan diperbolehkan untuk bersama. Karena itu, mari mencoba mengingat-ingat berapa kali sehari kita tersenyum pada pasangan, Saudara, dan rekan terdekat.
Kasih sayang yang terjalin antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan para sahabat semakin kokoh dari hari ke hari, tak lain karena senyum yang senantiasa terkembang. Jarir bin Abdillah RA berkata, “Sejak aku masuk Islam, Nabi tidak pernah menghalangiku untuk menemuinya. Dan setiap kali berjumpa denganku, beliau selalu tersenyum padaku.” (Riwayat Al-Bukhari).
Senyum memang sangat besar efeknya bagi kondisi psikologis seseorang. Bisa dibayangkan bila seseorang tengah merasakan kegelisahan yang sangat, tentu senyum yang datang seakan memberi kesempatan baginya untuk menemukan jalan keluar dari masalah, minimal mengurangi beban masalahnya.
Senyum juga membawa dampak positif pada cara kita berpikir. Senyum yang berusaha kita hadirkan dalam kondisi seperti apapun akan membimbing kita dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Pikiran kita akan terdorong untuk memandang kemelut yang terjadi dari sisi yang positif dan menghindarkan kita dari stress.
Otak pun akan mendorong tubuh mengeluarkan energi yang akan membangun imunitas di dalam dan di luar tubuh, memperbaiki kualitas darah, dan memperbaiki kualitas udara yang kita hirup.
Inilah luar biasanya teladan yang diberikan oleh Rasulullah. Inilah kebaikan yang tersimpan dalam sabdanya, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (Riwayat Muslim)
Karena itu, mulai saat ini, berusahalah untuk senantiasa tersenyum. Buatlah tiap ulasnya yang menghiasi wajah kita berarti kasih sayang dan kebaikan, terutama untuk pasangan, saudara dan teman terdekat kita.
Nyyyuuuuuuk Tersenyum..... Tapi jangan tersenyum sendirian ya ? Aneh kelihatannya nanti.
Senin, 14 Februari 2011
Jangan Marah. Tersenyumlah
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
12.45
1 komentar
Senin, 08 Februari 2010
Berniagalah dan Bertransaksilah Sahabat di saat Lapangmu kini
Minggu kemarin sahabat yang bekerja di PNS salah satu Departemen curhat, katanya hidupnya sekarang sudah tentram diperbantukan di LSM dengan gaji yang lebih dari cukup.
Katanya:” Kamu kan tahu, saya orangnya nggak suka makan uang suap seperti yang banyak dilakukan oleh PNS, makanya bersyukur banget bisa kerja di LSM, mudah-mudahan tidak ditarik kembali ke PNS.”
Lanjutnya:” Tapi dengan kelimpahan uang macam sekarang kok, hati masih gelisah ya. Sepertinya perlu konsul ke Psikiater neh jadinya. Apakah mungkin kurang bersyukur ya ?, atau kurang banyak bersedekah dan infaq ya? Cuma sedikit kali. Atau kurang melaksanakan perintah NYA ya?”.
Sebagai sahabat, saya nasehatkan agar disaat lapang ini, jangan lupa kita terus bersyukur atas pemberian rejekiNYA. Mensyukurinya dengan memberikan sebagian rejeki buat fakir miskin, karena diantara rejeki kita ada hak orang miskin. Sebisa mungkin disaat lapang ini, kita mampaatkan rejeki untuk berinvestasi di bidang apapun yang menguntungkan, dan sebaik-baik investasi adalah investasi di jalan Alloh.
Tulisan ini khusus untuk sahabat yang sedang gelisah, yang diperoleh dari kuliahnya Prof. Umay M.Djafar Shiedieq.
Banyak orang yang suka memberikan sedekah dan infaq, tapi diikuti dengan kata-kata “Maaf sedikit”, sebenarnya ini tidak boleh kita ungkapkan, kita tidak boleh mengucapkan kata sedikit dalam kebaikan, seperti firman Alloh QS.99(Al.Zilzalah:7-8).
7. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat Dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasannya)
8. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar Dzarrahpun niscaya Dia akan melihat (blasannya) pula.
Jangankan Rp.1000 or Rp.2.000,-, sebesar atom pun pasti akan dilihat nanti dan akan dibesarkan oleh Alloh. (Jadi jangan mengecilkan yang kecil-kecil).
Alloh melihat kebaikan Sedekah dan Infaq itu dari 9 aspek :
1. Berdasar Kadar Keimanannya. Maksudnya, keimanan seseorang tidak sama dalamnya, dangkalnya, tipisnya. Iman seseorang bisa bertambah dan berkurang . Semakin dalam kadar keimanan seseorang, maka makin besar pahalanya.
2. Berdasar Niat atau kemantapan hati. Infaq yang niat berdasarkan kata hati lillahitaallah pahalanya lebih besar dibandingkan ikut ajakan sahabatnya.
3. Berdasarkan kuantitas. Seperti orang yang sholat tahajut 8 rakaat pahalanya lebih besar dari pada 4 rakaat, maka yang berinfaq besar pahalanya juga lebih besar.
4. Berdasarkan prosentase jumlah pemilikan. Orang yang berinfaq Rp.10ribu dari 100ribu uangnya, pahalanya lebih besar dari berinfaq Rp.10ribu dgn jumlah uang Rp.1juta.
5. Berdasarkan Daya Guna. Berinfaq ke Masjid Rp.1 juta yang dimanfaatkan 500 jamaah, pahalanya lebih besar dari menyumbang Rp.1juta yang dimanfaatkan 50 jamaah.
6. Berdasarkan Masa Guna. Berinfaq lampu bohlam ternyata bermanfaat 6 bulan, pahalanya tetap mengalir 6 bulan lebih besar dari pada menyumbang lampu yang manfaatnya Cuma 6 hari.
7. Kadar Kecintaan. Q.S.3 (Ali Imran):92 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Alloh mengetahui.
8. Berdasarkan Kadar Keikhlasan, ini sangat penting, begitu riya hilang semua pahalanya.
9. Berdasarkan kadar Kesulitan. Berinfaq dgn mengunjungi fakir miskin lebih besar pahalanya dari pada menyumbang ke tromol masjid, walau tujuannya sama.
Sahabat terus berkata:”kalau begitu kita lebih baik langsung memberikan infaq kita kepada fakir miskin dong.?”
Menurut Ulama, sebaiknya demikian. Seyogyanya seorang yang berinfaq memperhatikan kadar kesholehan, kesabaran dan ketaatan (khususnya sholat 5 waktu) penerimanya, misalnya ada 2 orang mahrum (cacat permanen), yang satu sholeh dan rajin sholat, sedangkan yang satunya tidak sholat, maka pilihlah berinfaq ke mahrum sholeh dan rajin sholat, karena Alloh menjamin orang yang rajin sholat tidak akan mati kelaparan.
Jadi sahabat, disaat lapang ini bertransaksilah, berniagalah sebelum kesempitan datang.
Sesuai Hadis Qudsi Alloh berkata : Wahai anak cucu Adam, perhatikanlah AKU, berniagalah denganKU, bertransaksilah denganKU, dan ambil untunglah sebanyak-banyaknya. AKU memiliki apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati. KekayaanKU tidak akan pernah habis dan berkurang. Sesungguhnya AKU Maha Pemberi lagi Mulia.
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
09.41
0
komentar
Sabtu, 06 Februari 2010
Persahabatan Penuh Ikhlas hanya karena MU semata.
Assalamalaiakum Wr. Wb. Adi Prayitno. Apa kabarnya anda di hari yang indah dan menentramkan ini ? Semoga di hari indah ini, kreatifitas belajar dan bekerja anda memunculkan idea-idea cemerlang.demi keberhasilan anda di kemudian hari.
Pada kesempatan ini Cuma ingin memperkenalkan sahabat saja. Dia sahabat baikku, tapi hatiku sudah menganggapnya sebagai saudara sendiri. Dimulai dengan saling memotivasi dimilist, padahal diantara kita belum saling mengenal. Kebetulan milis mengadakan pengajian bulanan, dengan Pede saya pun datang agar dapat mengenal para pengusaha muda muslim itu. Padahal diri sendiri mah belum punya bisnis yang berarti.
Sambil mendengarkan wejangan dari para sesepuh ataupun ustat, mata ini berkeliling memperhatikan satu persatu para pebisnis, ada yg sdh familiar karena wejangan2 dalam blognya, banyak juga yang belum kenal, kalau mereka2 memperkenalkan diri sebagai pebisnis, justru diri ini memperkenalkan sebagai karyawan. Cuek, memang kenyataannya demikian.
Dari para pebisnis, ada beberapa yang menurut saya istimewa, padahal belum mengetahui keistimewaannya sih, tapi hati ini kok berkata sepertinya orang ini sholeh, baik, dan sempat berpikir apakah orang ini bisa menjadi sahabat saya kelak ? Dari beberapa kali pertemuan pengajian baru menyadari keistimewaan orang ini, tapi tanpa memandang keistimewaannya, entah mengapa hati saya kok terasa sok akrab dengannya.
Kalau mengingat namanya , mungkin kedua orang tua anak sholeh ini termotivasi nama istimewa disaat mendengar panggilan sholat atau lahir di saat panggilan sholat tiba, duh orang tua yang sangat beruntung, semoga mendapat kemudahan dan keberuntungan dalam kehidupan kini dan nanti. Amin.
Disetiap ada kesempatan kita saling berdiskusi santai via email, tidak jarang diskusi diselingi sendagurau biar tidak terlampau tegang. Karena sering berdiskusi ini, kamipun menjadi akrab, sehingga sewaktu mendengar sahabat ini menikah di Jam kerja, saya bela-belain untuk menghadirinya, padahal kalau temen yang lain menikah di hari liburpun belum tentu dapat hadir hehe (sorry ya temen-temen yang lain).
Pasca pernikahannya, kami masih sering berdiskusi via email, ya silaturahmi kami memang hanya via email karena memang dunia kita masing-masing berbeda, yang satu pebisnis yang satu karyawan biasa, sehingga praktis tidak bisa bersilaturahmi tatap muka.
Dari hari kehari makin akrab, sampai suatu hari sahabat menceritakan pengajiannya yang membuat saya menjadi sangat tertarik, shg terpikir juga ingin bergabung. Sempat canggung sih menyatakan ingin bergabung, karena mereka-mereka kan semuanya pebisnis muda berbakat, sedangkan saya kan cuma karyawan biasa. Tapi Bismillah saja, kalau untuk pengajian mah saya nggak perlu canggung-canggung seperti saat mengikuti pengajian qolbu salim. Berdasarkan pengalaman dengan pengajian-pengajian yang dulu-dulu, persaudaraan menjadi murni lillahitaalla bukan hanya persaudaraan didunia tapi juga diakhirat.
Memang terus terang saya tidak tahu lokasi pengajiannya, sehingga di hari pertama janjian dengan sahabat ini di Kalibata. Wah pak Gurunya welllcome penuh persahabatan banget melihat kehadiran kami, hmmmm seperti telah diduga sebelumnya menyenangkan sekali.
Kedekatan kami bertambah erat ketika kami bisa beritikaf bersama-sama, naik gunung sama-sama, dan Mabit sama-sama. Yah walaupun ada kendala sedikit, tidak perlu diperbesar lah, yang penting utamakan kebersamaan dan persaudaraan kita. Benar-benar deh sahabat pengajian ini luar biasa sholehnya patut diacungkan jempol.
Yang perlu diacungkan Jempol lagi, Kamis malam kemarin dia dengan ikhlas meminjamkan mobil mewahnya untuk dibawa pulang Pak Guru teriklasnya yang mobilnya ngadat, dan dia siap pulang naik ojek terbutut pun biar nggak merepotkan yang lain.
Adi, saya iri sekali dengan sikap keikhlasannya, maka dengan penuh rasa ikhlas pula saya bersedia mengantarnya sampai depan pintu rumahnya. Padahal sudah sejak lama saya berkeinginan bisa jalan bersama dalam satu kendaraan (maksudnya biar tambah dekat persahabatan kami). Dalam hati, kalau saja dia tetap menolak tawaran saya untuk mengantarnya pulang, disaat kondisi kepepet gini maka bener-bener saya omelin tuh sobat hehehe….
Sampai rumahnya saya ucapkan terima kasih banyak. Terimakasih karena sudah mau jadi sahabat diri, terimakasih karena keikhlasnya yang membuat diripun ikhlas, terima kasih sdh mau jalan dalam satu kendaraan, terimakasih sudah menyebabkan diri tambah pahala, dan terima kasih yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, tidak banyak yang bisa diri ini berikan untuk persabatan kita, hanya jabatan tangan erat dan ucapan salam Assalamualaikum Wr. Wb, sayapun pamitan pulang.
Jadi Ingat Nasehat Guru dalam kumpulan Hadist Qudsi
Alloh berfirman : Wahai anak cucu Adam! Sabar dan rendah hatilah, niscaya AKU akan meninggikan derajatmu, bersyukurlah kepadaKU, niscaya AKU akan memberikan tambahan untukmu. Mintalah ampun kepadaKU, niscaya AKU akan mengampunimu. Jika kalian memohon kepadaKU, maka AKU akan mengabulkannya. Bertaubatlah kepadaKU, niscaya AKU akan mengampunimu. Mintalah kepadaKU, maka AKU akan berikan. Bersedekahlah maka AKU akan berikan keberkahan pada rejekiMU.
Sambunglah silaturahiim, maka AKU akan memanjangkan umurmu. Mohonlah kepadaKU kesehatan terus menerus, keselamatan dalam kesendirian, tulus dalam keinginan, bersikap wara’(hati-hati dan menjaga diri dari yang haram) kepada Alloh dalam taubat, dan merasa kaya dalam qana’ah (sikap menerima)
Alhamdulillah ya Alloh, Engkau berikan persahabatan macam gini bagi diri, semoga persahabatan ini tetap langgeng penuh rasa tulus ikhlas hanya karenaMU
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
09.15
0
komentar
Kamis, 07 Januari 2010
BERBUAT SEKARANG ATAU MENYESAL
Adi, tulisan ini sangat membakar semangat dan patut anda renungkan :
Seorang anak akan berkata :” Nanti ketika aku menjadi seorang Remaja………………….”
Saat Remaja dia akan berkata :” Nanti ketika aku menjadi Dewasa……………………”
Selanjutnya ketika telah menjadi Dewasa, dia akan berkata :”Nanti setelah aku menikah………”
Begitu seterusnya setelah menikah, dan beberapa periode dilaluinya, ternyata pikirannya selalu terus berubah.
Dia pun terus berkata :” Nanti ketika aku sudah mampu mandiri…..”
Apa yang terjadi ketika masa tua menghampirinya, dan kematian seolah berada di depan mata, Dia baru melihat ke belakang, tiupan angin sejuk seolah membakarnya.
Dia kemudian menyesal. Sungguh kehidupannya telah hilang, berlalu tanpa bisa menghiasi detik demi detik hidupnya dengan sesuatu yang berkesan.
Kalau kita saat ini berdiam diri saja atau hanya meratapi sesuatu sesuatu yang sudah jelas lepas, bisa dipastikan kita akan menyesal di kemudian hari atas sikap diam kita hari ini.
Masih ingatkan nasehat Guru mu Adi, agar isi hari-harimu dengan banyak kegiatan, jangan terus berdiam diri. Bukankah banyak orang sukses diberbagai bidang bisnis, tapi juga sukses dalam berbagai kegiatan sosial, sukses dalam bidang pendidikan (sebagai dosen), dan sukses dibidang lain. padahal waktu yang mereka miliki juga sama yaitu setahun 12 bulan 365 hari 8760 jam. mari terus berkarya, dan isi waktu-waktu mu, jangan ada penyesalan.
Renungkan ya.....................
Duh jadi ingat Kalimat Orang Bijak :
Ambilah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambilah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
Ambilah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambilah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambilah waktu untuk tertawa, itu adalah music yang menggetarkan hati.
Ambilah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti.
Ambilah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambilah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga.
“Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal sholeh, dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran” (QS. Al-Ashr / 103:1-3)
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
10.10
0
komentar
Senin, 15 Juni 2009
Mari Belajar dari orang kaya yang telah sukses dalam kehidupannya.
Hai Adi Prayitno http://arrahmandistro.blogspot.com/ ,tulisan menarik ini terinspirasi dari guru / dosen senior sekaligus praktisi keuangan yang kuliah dan tulisannya sangat dikagumi oleh mahasiswa dan masyarakat luas yaitu Elvyn G. Masassya.
Banyak orang kaya yang sukses meniti karier dan bisnisnya. Bahkan banyak yang menyebut seseorang kaya karena assetnya banyak berupa rumah, tanah, dan kendaraan, tapi tidak memperhatikan apakah orang tersebut memiliki hutang banyak atau tidak, ada yang menyebut orang itu kaya karena nilai asset bersihnya (harta – hutang) banyak, tapi ada juga orang merasa kaya karena assetnya dapat memberikan manfaat lebih bagi pemiliknya tidak masalah asset itu besar ataupun kecil.
Dalam kehidupan ini kita banyak melihat orang yang kurang beruntung, ada yang kekayaannya tetap, dan ada pula yang meningkat dengan tajam. Mari kita perhatikan bagaimana sikap, tindakan dan perilaku orang yang berhasil sukses menjadi kaya raya dalam kehidupan ini sebagai pembelajaran bagi kita yang ingin sukses dimasa depan.
1. Cara Berpikir. Pemikiran orang kaya berkeinginan kuat untuk selalu mencari uang dan harta selama masa kehidupan. Mereka selalu beranggapan mencari uang dan kekayaan sesuau yang lazim, tidak jelek, sehingga niat untuk mendapatkan uang dan melipatgandakannya dengan berinvestasi sangatlah kuat.
Bagaimana dengan kita sebagai karyawan, apakah hanya mengharapkan gaji bulanan, dengan tambahan gaji yang sangat kecil di setiap tahun, tanpa memikirkan berinvestasi untuk melipatgandakan penghasilan kita ?
2. Pahami makna kekayaan dan memiliki tujuan. Orang kaya selalu mengetahui jumlah kekayaannya, peruntukannya, dan cara menggunakan kekayaannya. Mereka umumnya menyumbangkan sebagian uangnya untuk fakir miskin dan anak terlantar, dengan tujuan agar hidupnya akan bahagia, bahkan menurut Ustat Mansyur justru dengan menyumbangkan lebih banyak uang, hartanya akan terus bertambah berlipat kali.
Bagaimana dengan kita apakah telah memaknai kekayaan dan memiliki target / tujuan untuk apa kekayaan kita kelak, apakah memiliki nilai mulia untuk membantu rekan yang kekurangan?
3. Memiliki target pencapaian kekayaan. Banyak orang yang sekarang menjadi konglomerat dunia diawali dari kehidupan yang sederhana, hidup seadanya, sebagian besar uangnya dimanfaatkan untuk menambah modal usaha, sebab mereka tahu sukses menjadi kaya raya tidak bisa dalam sekejap mata, tetapi harus dirintis bertahun-tahun dengan penuh kesabaran.
Bagaimana dengan kita apakah penghasilan kita selalu habis setiap bulan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tanpa menyisikan sedikitpun untuk berinvestasi? Padahal sekecil apapun dana yang kita miliki dapat dijadikan modal usaha, dan kita harus ingat tidak ada usaha yang besar yang tidak diawali dari usaha kecil. Coba simak sejarah perusahaan tempat bekerja kita masing-masing pasti diawali dari usaha kecil dengan modal seadanya.
4. Simpan Rahasia Diri Sendiri. Umumnya orang yang telah sukses menjadi kaya selalu berkata bahwa kerja keraslah yang telah menjadikannya sukses, tanpa merinci bentuk kerjakerasnya, dan mereka memiliki strategi rahasia yang tidak bisa diungkapkan kepada orang lain. Seperti Cak Eko walaupun sudah panjang lebar menceritakan perjuangnya merintis usahadari Nol, tapi tetap saja ada sesuatu yang dirahasiakan salah satunya komposisi menu masakannya.
Maknanya bagi kita adalah jika kita memiliki keyakinan strategi untuk menjadi orang sukses, yakinlah dengan pendirian itu, tidak perlu banyak bertanya dan minta masukan dari orang lain,sebab dengan banyaknya pendapat akan menggoyahkan pendirian kita. Jika sukses itu telah menghampiri kita janganlah menyombongkan diri, biarkan keuntungan menghampiri kita terus menerus tetapi tetap bersikap rendah hati, tanpa perlu orang tahu kekayaan kita bertambah. Tetapi tetap motivasi semua orang untuk bekerja keras menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berinvestasi untuk sukses dalam kehidupannya di masa depan, dan berinvestasi dalam bentuk sadaqah, infaq dan zakat untuk sukses dalam kehidupan diakhirat kelak.
Ini sebagian kecil yang harus kita pelajari dari sikap, tindakan dan perilaku orang sukses Adi Prayitno http://arrahmandistro.blogspot.com/ , tentunya masih banyak sikap, tindakan, dan perilaku mereka yang harus kita gali sebagai pelajaran bagi kehidupan kita menggapai sukses Masa depan dunia dan akhirat.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Sukses menyertai kita bersama.
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
09.27
0
komentar
Rabu, 10 Juni 2009
Pertemuan Pengusaha dan Calon Pengusaha Sukses se Jakarta Timur di Resto Pandan Hijau
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
13.33
0
komentar
Rabu, 20 Mei 2009
Cerita Silaturahmi Pengusaha Sukses nan Sholeh dengan Tukang Beca di Kota Semarang
Ada seorang pengusaha nan shalih bernama Kajiman (bukan nama sebenarnya), malam itu sedang menginap di sebuah hotel berbintang lima di kawasan Simpang Lima Semarang. Usai melakukan qiyamul-lail ia bergegas ke luar hotel untuk mencari masjid terdekat dan shalat Shubuh berjamaah di sana.
Waktu di jam tangan Kajiman menunjukkan bahwa waktu adzan Shubuh kira-kira setengah jam ke depan.
Begitu keluar dari lobby hotel, Kajiman pun memanggil seorang tukang becak yang sedang mangkal lalu ia naik ke atas becak.
"Mau diantar kemana, Pak?" tanya tukang becak bernama Ibnu. Begitu ditanya, Kajiman menjawab, "Antar saya keliling kota Semarang saja,Pak!" Ia menjawab sedemikian karena ia tahu bahwa waktu Shubuh masih jauh tersisa.
Maka Ibnu sang tukang becak mengantarkan Kajiman berkeliling Simpang Lima sebagai pusat kota Semarang. Kira-kira belasan menit sudah Ibnu mengayuhkan pedal becak mengantarkan Kajiman yang hendak melihat panorama kota Semarang saat pagi menjelang.
Beberapa jalan sudah mereka susuri berdua. Lalu sayup-sayup terdengar suara tarhim dari sebuah corong menara masjid di sana.
"Ya Arhamar Rahimiin, Irhamnaa.... Ya Arhamar Rahimiin, Irhamnaa....!"
Suara tarhim itu mengisyaratkan kepada warga kota Semarang bahwa waktu shubuh sebentar lagi akan menjelang. Sejurus itu Ibnu berkata santun kepada penumpangnya, "Mohon maaf ya pak, boleh tidak bapak saya pindahkan ke becak lain??" Kajiman membalas, "Memangnya bapak mau kemana?" "Mohon maaf pak, saya mau pergi ke masjid!" jawab Ibnu.
Terus terang Kajiman kagum atas jawaban Ibnu sang tukang becak, namun ia ingin mencari alasan mengapa Ibnu sedemikian hebat kemauannya hingga ingin pergi ke masjid. "Kenapa harus pergi ke masjid pak Ibnu?" tanya Kajiman.
Ibnu dengan polos menjawab, "Saya sudah lama bertekad untuk mengumandangkan adzan di masjid agar orang-orang bangun dan melaksanakan shalat Shubuh.
Sayang khan Pak kalau kita tidak shalat Shubuh" jelas Ibnu singkat. Jawaban ini semakin membuat Kajiman bertambah kagum atas ketaatan Ibnu.
Namun Kajiman belum puas sehingga ia melontarkan pertanyaan yang menggoyah keimanan Ibnu. "Pak, bagaimana kalau pak Ibnu tidak usah ke masjid tapi pak Ibnu temani saya keliling kota dan saya akan membayar Rp 500 ribu sebagai imbalannya!"
Dengan santun Ibnu membalas tawaran itu, "Mohon maaf pak, bukannya menolak.... namun guru saya pernah mengajarkan bahwa shalat sunnah Fajar itu lebih mahal daripada dunia beserta isinya!"
Deggg....! dinding hati Kajiman bergemuruh mendapati jawaban hebat dari seorang pengayuh becak seperti Ibnu. Ia begitu takjub atas ketaatan Ibnu kepada Tuhannya. Amat jarang menurut Kajiman manusia sekarang yang memiliki prinsip hidup seperti Ibnu.
Bahkan Kajiman pun memberikan tawaran dua kali lipat dari semula, tetap saja Ibnu menolaknya. Kekaguman pun membawa Kajiman menyadari bahwa ada pelajaran besar yang sedang ia dapati dari seorang guru kehidupan bernama Ibnu pagi itu.
"Dua rakaat Fajar (qabliyah Shubuh) lebih baik daripada dunia beserta isinya." (Muhammad Saw)
Ibnu dan Kajiman pun tiba di salah satu masjid, rumah Allah. Lampu-lampu masjid belum menyala. Mereka berdualah orang-orang pertama yang membuka gerbang dan pintu masjid. Ibnu menyalakan lampu-lampu dan ia pun mengumandangkan adzan saat waktu Shubuh tiba.
Dalam alunan suara merdu Ibnu mengumandangkan adzan, hati Kajiman semakin hebat berguncang. Dia berkata kepada Tuhannya, "Ya Allah, betapa ummat dan bangsa ini amat membutuhkan manusia-manusia hebat seperti Ibnu...
Rezekikan kepada kami para pemimpin bangsa dan hamba-hamba yang senantiasa kuat beriman dan selalu merasa takut kepada-Mu.... sehingga tiada lagi yang kami cari untuk hidup di dunia ini selain keridhaan dan surga-Mu."
Shalat Shubuh pun didirikan di masjid tersebut, termasuk dalam shaf barisan hamba Allah pagi itu adalah Kajiman dan Ibnu.
Kajiman begitu mensyukuri pelajaran berharga yang Allah berikan untuknya di pagi itu. Usai shalat, Kajiman masih melanjutkan ibadahnya dengan dzikir dan bermunajat kepada Tuhannya Yang Maha Pemurah. Namun lagi-lagi terbayang di benaknya sosok hebat Ibnu sang Tukang Becak.
Entah mengapa dirasakan oleh Kajiman bahwa Allah menginginkan dirinya membantu Ibnu untuk hadir ke Baitullah berhaji di tahun ini. Doa di pagi itu sungguh membuat Kajiman terasa amat dekat dengan Tuhannya. Hingga badannya berguncang dan air mata pun mengalir deras di pipinya.
Tak kuasa ia membendung gelombang arus rahmat dari Tuhannya.
Usai puas berdoa, Kajiman pun menurunkan kedua tangannya yang tadi terangkat. Terdengar oleh telinganya sapaan lembut pak Ibnu yang berkata, "Mari pak kita teruskan perjalanan keliling kota Semarang....!"
Kajiman lalu menoleh ke arah sumber suara. Ia berdiri dan menghampiri tubuh Ibnu. Ia gamit tangan Ibnu untuk berjabat lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Sementara Ibnu belum mengerti apa maksud perbuatan yang dilakukan Kajiman.
Dalam pelukan itu Kajiman membisikkan kalimat ke telinga Ibnu, "Mohon pak Ibnu tidak menolak tawaran saya kali ini. Dalam doa munajat kepada Allah tadi saya sudah bernazar untuk memberangkatkan pak Ibnu berhaji tahun ini ke Baitullah...., Mohon bapak jangan menolak tawaran saya ini. Mohon jangan ditolak!!!"
Subhanallah.... bagai kilat dan guntur yang menyambar menggoncangbumi.
Betapa hati Ibnu teramat kaget mendengar penuturan Kajiman yang baru saja dikenalnya. Kini Ibnu pun mengeratkan pelukan ke tubuh Kajiman dan ia berkata, "Subhanallah walhamdulillah.... terima kasih ya Allah.... terima kasih pak Kajiman.....!"
Untuk kali ini, Ibnu tiada menolak tawaran Kajiman!
Labbaikallahumma Labbaik..... Labbaika Laa Syarika Laka Labbaik Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah... Aku penuhi panggilan-Mu.
Haji adalah memenuhi panggilan Allah SWT sekali seumur hidup.
Bagaimana mungkin seorang manusia memenuhi panggilan Allah yang agung ini, bila dalam sehari Allah Swt memanggilnya hingga lima kali, namun ia tiada mengindahkan.
Ibnu sungguh pantas mendapat hadiah penghargaan dari Allah Swt.
Ucapan terima kasih khusus untuk ayahanda Kajiman atas kisah yang luar biasa ini!
Cerita yang sangat menyentuh dan layak menjadi pelajaran hidup bagimu Adi Prayitno http://arrahmandistro.blogspot.com/ , semoga sukses menyertai kita semua untuk membantu sesama, bersama menebar rahmat.
Diposting oleh
Adi Prayitno
di
09.10
3
komentar