Bismillahirohmanirohim,
Selesai bermain musik dan bernyanyi “Follow Your Dreams (Impianmu)”, saya bertanya kepada Jenderal Besarku :”Mas (panggilan keluarga untuknya), What’s your Dreams ?”
“Apa ya…? emm…..mau jadi Dokter” Jawabnya.
“Kalau Adik juga mau jadi Dokter, kalau enggak jadi Perawat saja deh” jawab Adiknya (Jenderal kecilku).
“Jadi Dokter boleh, Alhamdulillah. Jadi Perawat juga boleh. Tapi jadi Dokter atau Perawatnya yang mencerahkan ya ?” kata saya
“Apa tuh jadi Dokter atau Perawat yang mencerahkan ?” tanya mereka
“Maksudnya jadilah Dokter dan Perawat yang memiliki nilai tambah dan dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi orang lain?’ kata saya
“ Memiliki nilai tambah, maksudnya apa ? Tanya Mas.
“Selain jadi Dokter atau Perawat, Mas dan Adik harus memiliki keahlian atau ketrampilan lain, sehingga dengan keahlian atau ketrampilan itu dapat membantu lebih banyak orang lain.” kata saya.
“Benar Pak, Ibu bilang nanti Mas kalau sudah besar insya Alloh jadi Dokter juga Ustat, kan bisa menyembuhkan badan orang lain dan jiwa orang lain.” penjelasan Mas.
Itulah sedikit perbincangan saya dengan anak-anakku. Kuucapkan dalam hati “Alhamdulillah ya Alloh atas Dreams mereka, semoga hambaMu ini diberi kekuatan untuk mengantarkan mereka mencapai Dreamsnya.”
Terbayang cerita Ibuku dimasa kecil bahwa Mbah di kampung dulu seorang Guru menginginkan Ibu belajar kedokteran dan menjadi dokter yang baik. Takdir Alloh berkata lain, menjelang ujian Ibu sakit sehingga gagal menjadi seorang dokter, dan merantau ke Jakarta bekerja sebagai PNS. Langkah demi langkah sebagai PNS dilalui dengan ketekunan, kesabaran dan kejujuran sampai suatu tingkat tertentu. Tingkat apa itu, aku saat itu tidak tahu. Yang ku tahu teman kuliah kakakku saat ke rumah sangat tunduk pada Ibuku dan berkata takut kalau konditenya jelek dimata Ibu. Ibu menjelaskan urusan kantor jangan dicampuradukan dengan urusan di rumah, dan saat itu aku baru tahu bahwa teman kuliah kakakku adalah staf Ibu di kantor. Sedang teman-teman sekolahku menyangka Ibuku seorang dokter, karena penampilan, cara berpakaian, cara berjalan, cara bertindak laksana seorang dokter.
Saat SMA, belajar malam kami biasa ditemani Ibu sambil mengerjakan pekerjaan kantornya. Disinilah Ibuku menceritakan Dreams Mbah yang belum tercapai agar dapat menurun kecucu-cucunya. Nampaknya Dreams ini cocok dengan kepribadianku, dan aku belajar sekuat tenaga untuk mencapai dreams tersebut.
Dengan prestasi di sekolah, saat itu saya yakin dapat diterima di Fakultas Kedokteran UI, tetapi menjelang pendaftaran otakku berfikir Bapakku sudah pensiun, Ibu sebentar lagi juga pensiun, sebagian kakak masih kuliah, sedang aku masih mempunyai satu adik di SMA yang memerlukan dana besar bagi masa depannya. Dari pada semuanya gagal ditengah jalan, kuputuskan, saya harus sekolah di perguruan tinggi yang bagus, bayarannya murah dan cepat lulus, sehingga dapat segera membantu kedua orang tuaku.
Apakah saya menelantarkan dan membatalkan Dreams saya ?
Saya rasa tidak, karena Alloh memiliki maksud lain yang lebih mulia.
Alhamdulillah, saya dapat sekolah PTN di Bogor, dengan bayaran kuliah murah dan living costnya juga murah. Setengah tahun di Bogor, Ibu menawarkan kendaraan bila saya butuh. Dengan lembut saya menolaknya karena rumah kost dekat dengan kampus, dan saya merasa malu dengan kawan-kawan kost dari luar daerah yang selalu kekurangan karena terlambatnya kiriman orang tua. Orang tuaku tersenyum bahagia, karena mereka tahu sifat saya (anaknya) yang terkadang uang pegangannya pun dipergunakan untuk membantu kawan yang sedang kesusahan.
Di akhir tahun kedua kuliah, Cobaan datang, Bapakku sakit keras, dilarikan ke RS Islam Cempaka Putih. Dokter memvonis Bapak gagal ginjal dan harus cuci darah 2x seminggu. Kami anak-anaknya secara bergantian mengantar dan menjemput Bapak di RS. Yang mengherankan banyak pengunjung RS yang menyangka saya dokter, setelah bertanya ke suster dan dijelaskan kalau saya anak pasien baru mereka mengerti.
Apakah Dreams masa lalu yang membuat perasaan dan penampilanku mirip seorang dokter ? Saya tidak tahu, saya hanya menjalankan hidup yang ditetapkan Alloh untukku.
Ditahun akhir kuliahku (tahun ke 4), Ibu pensiun, dan Adikku menunjukan prestasi yang memuaskan di SMA sehingga mendapat program bea siswa BPPT (Habibie) ke Perancis, tetapi ditolaknya karena orang tua sedang sakit yang memerlukan perhatian anaknya. Diterima di program Akutansi Perpajakan STAN, sempat kuliah beberapa bulan, tetapi dihentikan karena diterima di Fakultas Kedokteran UI. Alhamdullillah, Dreams keluarga mulai terbuka lebar.
Lambat laun saya tahu posisi terakhir orang tua di kantornya dahulu. Subahanalloh, Alhamdullillah , dengan penuh rasa kejujuran dan kesabaran mereka tidak mengambil kesempatan untuk memperkaya diri sendiri, padahal kesempatan untuk menjadi kaya raya itu terbuka lebar dari kantor. Pantas rekan-rekan kerja dan stafnya hormat, dan merasa heran dengan kesederhanaan kehidupan kami jika dibandingkan dengan posisi orang tua. Alhamdulillah atas tetesan darah penuh syukur, kejujuran , kesabaran, pada diri kami Ya Alloh.
Selesai lulus kuliah, kakak-kakak langsung bekerja, begitu juga dengan saya. Di tahun terakhir bangku kuliah, walau belum lulus Adikku mulai keliling praktek dari Klinik Dokter 24 Jam ke klinik lainnya. Lumayan penghasilannya sudah dapat memenuhi kehidupan sehari-harinya. Di saat itulah Bapakku dipanggil Alloh SWT setelah berjuang dengan penyakitnya selama 7,5 tahun cuci darah. Ya Alloh semoga kesabaran atas penyakitnya dan kesabarannya membimbing kami menuju masa depan, mendapat balasan mulia di sisiMu.
Apakah Dreams keluarga besar kami sudah tercapai ? Walau tidak sempurna, So far so good, Alhamdulillah.
Kini kami masing-masing memiliki keluarga, Saya dan istri punya Dreams, dan anak-anak mempunyai Dreams. Dreams kami orang tua harus mendukung Dreams anak-anak kami. Sekali lagi Ya Alloh dengan rasa penuh syukur beri kekuatan dan kesabaran kepada hambaMu ini, untuk mengantarkan anak-anak kami mencapai Dreams mereka.
Tulisan ini perjalanan hidup pribadi.
Super……Fuuuuntastic…….
Please follow your Dreams.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Adi Prayitno http://adi-prayitno.blogspot.com/
Pemilik Ar-Rahman Distro, The Elegance Muslim Fashion.
Distributor Pakaian Muslim Excellent 64 http://excellent64.blogspot.com/ ,Keisha-shasha http://keisha-shasha.blogspot.com/, SefaCollection http://sefacollection.blogspot.com/ .
Madu Mutiara Tugu Ibu, Sabun Madu, Shampo Madu , Cream Madu Mutiara.http://madu-mutiaratuguibu.blogspot.com/
Telp. 08159365700, 021-86604009, 021-91264048, 021-92416
Senin, 04 Juni 2007
Please.......FOLLOW YOUR DREAMS (FAMILY' DREAMS)
Label:
manajemen keluarga
Diposting oleh Adi Prayitno di 14.28
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar