Jumat, 15 Mei 2009

Silaturahmi untuk Menggapai Sukses Bersama Dalam Berkarya (Nilai Persahabatan)

Hai Adi Prayitno http://arrahmandistro.blogspot.com/ , mau baca cerita persahabatanku, simaklah:


Dia sahabatku. Itu yang aku rasakan sebagai Umat Manusia di Permukaan Bumi dalam menggapai sukses Bersama Berkarya di bidang kami masing-masing. Mungkin bukan sekedar sahabat biasa, bagiku Dia sudah saya anggap seperti saudara setelah beberapa kali pertemuan.

Terus terang Aku orang yang sulit sekali untuk bersahabat, bagi saya rekan-rekan di bangku kuliah di UI beberapa tahun lalu merupakan teman biasa tempat bertukar pikiran mengenai bidang ilmu yang kami pelajari. Sebagai Teman biasalah kami berkenalan dengan teman disebelah bangku sebelum mata pelajaran di mulai, memperkenalkan nama dan latar belakang. Saya memperkenalkan diri sebagai lulusan IPB dengan istri dan satu putra, sedangkan rekan memperkenalkan diri sebagai lulusan dokter gigi UI dengan istri dan satu putra. Awalnya kami biasa saja seperti rekan lainnya setelah berkenalan cuek, memang itu sikap dasarku yang sangat curiga dengan teman baru yang belum dikenal baik.

Saya pikir sikap dasarku itu baik untuk kehati-hatian jalan hidupku. Setiap kali masuk kelas pelajaran yang sama kita selalu bertemu, karena sudah berteman saya memperhatikan dia setiap adzan magrib walaupun mata pelajaran belum selesai selalu keluar untuk sholat. Kebiasaanya ini yang membuat saya kagum, dan yakin pasti anak muda ini orang sholeh yang perilaku dan imannya baik. Akhirnya kita sering sholat magrib dan Isya bareng , berdiskusi dan saling bertanyajawab sebelum pelajaran dimulai.

Persahabatan kami semakin erat, sehingga saya sudah yakin dengan perilakunya / tutur katanya yang sopan, beribadahnya rajin, sehingga dihati saya merasa sahabat saya yang satu ini bukan sahabat biasa, tetapi saya menganggapnya sebagai saudara, mungkin saya menganggapnya sebagai Adik, kebetulan sudah saya ceritakan kepadanya bahwa saya memiliki Adik yang juga lulusan dokter Umum UI. Itu hanya perasaan saya saja looo yaaa, saya tidak tahu bagaimana perasaan sahabat saya itu kepada saya.

Untuk mempererat persahabatan (silaturahmi), saya sempat mengunjungi rumahnya di Pondok Kopi yang kebetulan hanya berjarak beberapa kilo meter dari rumah saya , begitu pula sebaliknya sahabat dan istri beserta putranyapun bersilaturahmi ke kediaman saya yang sederhana di Duren Sawit. Silaturahmi ini makin mempererat persahabatan kami satu sama lainnya.

Sejak selesai kuliah, kami memang tidak pernah ketemu. Jalinan silaturahmi tetap terjalin dengan menelpon satu sama lainnya, sehingga perkembangan perjalanan hidup kami dapat diketahui . Suatu kali saya menelpon sahabat ini, dia bercerita bahwa putranya yang gagah dan ganteng sedang sakit, yang mengagetkan ternyata mengalami kelumpuhan. Astafirullah berita ini sangat menyakitkan bagiku, pastinya saudaraku menderita dengan keadaan ini. Beberapa bulan kemudian saya mendapat kabar kalau keponakanku itu meninggal dunia karena kangker stadium 4. Innalilahiwainalilahiroziun, ya Alloh begitu cepat Kau panggil anak kecil itu menghadapMu, kami tidak tahu apa rahasiaMu dibalik ini semua, yang pasti kami berharap kelak anak ini akan diketemukan kembali kepada orang tuanya di Surga. Dengan keimanan orang tuanya , saya yakin kami kelak akan ketemu dengannya di Surga. Amin ya Robbal Alamin.

Mendengar berita itu, Saya sempatkan melayat kerumahnya yang baru di bilangan Tebet, tapi tidak lama, karena harus terus berkarya di dunia kerja yang merupakan ladang ibadahku untuk anak istri dan saudara. Peristiwa itu terjadi di tahun 2002.

7(tujuh) tahun telah berlalu sepertinya baru kemarin kita berpisah, tapi perasaan persaudaraan kami sudah semakin erat sehingga seolah tidak ada jarak lagi antara kita.

Selesai mengikuti Workshop sukses Mulia Pak Jamil Azzaini, saya menelponnya, menceritakan isi workshopnya, dan selanjutnya kita janjian bertemu untuk silaturahmi dan makan siang bersama. Sebenarnya ide untuk makan siang bersama ini sudah terkonseps sejak lama, tapi belum sempat diutarakan. Kebetulan sahabat ada waktu di hari kamis (7-5-09) after meeting di Astra, kalau saya sih free lah kapan saja di kontek Insya Allah ada waktu. Ya sudah kita janjian ketemu di Istiqlal. Inilah salah satu tempat Favoritku untuk janjian dengan sahabat-sahabat. Kalau orang lain mungkin mereka langsung janjian di restaurant ini atau itu, kalau saya biasakan janjian di Mesjid Istiqlal ini.

Hari kamis saya telpon dari kantor, jadikah kita ke Istiqlal ? dan dijawabnya meeting sudah selesai , on the way ke Istiqlal. Saya langsung menuju Istiqlal, kebetulan hampir sholat Zhuhur, saya wudhu dan menuju lokasi sholat di lantai 2 Mesjid

Selesai sholat sunnah, sahabat saya datang menyalami, wah sekarang dia sudah gagah, badannya berisi, dan tampaknya sudah lebih sukses meniti karir (Gumamku dalam hati). Qomat terdengar, kita pun sholat berjamaah, dilanjutkan dengan sholat sunnah 2 rakaat.

Laksana dua orang sahabat yang sudah lama tidak bertemu, kamipun bersalaman, berrangkulan, dan menuju kendaraan yang mengantarkan kami ke Rumah Makan Ayam Penyet. Kenapa makan disini, karena nama restaurantnya yang lucu “Ayam penyet”, jadi penasaran ingin mencobanya. Tidak ada kalimat-kalimat penting yang dibicarakan dalam makan siang silaturahmi ini, tidak bicarakan masalah bisnis, kita hanya pure silaturahmi yang membicarakan perkembangan keluarga kita masing-masing.

Alhamdulillah, sahabat tahun ini akan mendapat beasiswa untuk belajar di Malaysia.Saya doakan Insya Allah ini akan benar-benar terjadi, dan saya yakin sahabat dapat menjalaninya dengan cepat karena sahabatku ini memiliki daya pikir yang luar biasa, ini dibuktikan dengan predikat cum laude dari UI, sedangkan saya hanya mendapatkan predikat Sangat Memuaskan.

Selesai makan saya antar sahabat menuju kendaraanya yang diparkir di halaman Mesjid Istiqlal, sebelum berpisah saya salami dan peluk dia, dengan bisikan jaga silaturahmi dan persaudaraan kita dengan baik.

Itulah sekelumit kisah pertemuan dua sahabat, semoga Usaha kita menggapai sukses Bersama dalam berkarya di bidang usaha kita masing-masing dapat segera tercapai. Serahkan saja usaha kita kepada Allah, Dia yang tahu yang terbaik bagi kita. Apapun hasil kelak terserah, yang penting persahabatan kita tetap ada.

Saya ucapkan juga semangat sukses dan tetap jaga silaturahmi kita buat :
- Sahabatku di Jatibening Bekasi yang telah berhasil menjadi Pimpinan Bank Swasta Nasional, posisi itu patut bagi anda atas kesholehan, doa, dan kemampuan manajerial.
- Sahabatku di IPB, semoga gelar Profesornya segera di dapat dan menjadi salah satu pemilik gelar professor termuda di Indonesia.
- Sahabatku di Bandung, saya benar-benar tidak sangka kalau anda itu anak salah satu pejabat terbaik negeri ini. Tetaplah rendah hati.
- Sahabatku di Bekasi, pemilik beberapa Warnet, saya doakan semoga cobaan yang menimpamu saat ini dapat segera teratasi. Amin.

Inilah nilai persahabatanku yang didasarkan nilai-nilai keagamaan, bagaimana nilai persahabatanmu Adi Prayitno http://arrahmandistro.blogspot.com/ , or http://arrahmandistro.com/ ?

Tidak ada komentar: